Coffee Break: 27/11/11
Lagi-lagi bencana terjadi di Indonesia. Tanggal 26 kemarin, Jembatan Kukar (Kutai Kartanegara) yang sedang diperbaiki runtuh dan membawa serta beberapa korban jiwa, termasuk para petugas yang sedang memperbaiki jembatan dan juga pengguna jalan raya. Maklum, karena keberadaanya yang cukup vital sebagai penghubung wilayah Samarinda dengan Balikpapan dan juga daerah-daerah lainnya di Kalimantan, maka menutup jembatan bukan merupakan opsi utama. Alhasil, saat jembatan ambruk, tercatat ada 5 mobil yang ikut jatuh ke sungai Mahakam.
Saya sendiri pernah berkunjung ke wilayah Kukar Pada bulan Februari tahun lalu tepatnya. Daerah yang kabarnya merupakan salah satu wilayah terkaya di Indonesia ini tidak kalah ramainya dengan kota-kota besar di pulau Jawa. Bahkan selama menjelajah pulau Kalimantan, cuma di situlah saya merasakan macet
[singlepic id=15 w=320 h=240 mode=web20 float=]
Foto di atas (perhatikan Jembatan Kukar yang ada di latar belakang) diambil ketika saya menyewa perahu untuk memutari Pulau Kumala, sebuah pulau kecil yang berada di tengah-tengah Sungai Mahakam dan dikembangkan sebagai obyek pariwisata dengan berbagai fasilitas menarik. Termasuk Sky Tower, Cable Car, miniatur rumah adat, dan sebagainya. Sayang, mungkin karena kurang peminat, situs yang sebetulnya sangat berpotensi itu akhirnya menjadi terbengkalai. Mulai dari cable car yang rusak, area parkir yang tidak rata, dan sebagainya. Saya pun urung mampir karena, selain suasananya yang sepi, juga cuaca yang kurang mendukung. Apalagi ada cerita bahwa sebenarnya sungai Mahakam tersebut cukup angker karena dihuni oleh banyak buaya ganas dan besar (di-googling aja, banyak kok cerita tentang ini). Serem kan kalau sampai nyemplung…
Ngomong-ngomong, ada dua hal yang menarik mengenai peristiwa ambruknya jembatan Kukar ini.
Yang pertama adalah bertambah panjangnya daftar bencana yang terjadi pada tanggal 26, baik di dalam maupun di luar negeri. Tsunami di Aceh (26 Desember 2004) dan meletusnya gunung Merapi di Jogja (26 Oktober 2010) adalah dua di antaranya.
Yang kedua adalah adanya faktor X yang menyebabkan jembatan yang baru berumur 10 tahun itu bisa runtuh karena secara arsitektur seharusnya masih bisa bertahan hingga bertahun-tahun ke depan.
Sebagai pebisnis internet, seringkali kita lupa akan adanya faktor X tersebut. Apalagi kalau bisnis yang kita jalani sedang moncer-moncernya. Begitu tiba-tiba surut, langsung deh nyali kita pun ikut surut. Saya sendiri dulu pernah, ketika situs penghasil uang utama pada waktu itu trafiknya mendadak melonjak dan 2 hari kemudian servernya tiba-tiba down. Meski jika diurus sebetulnya dalam waktu beberapa hari juga beres, tapi karena mental yang belum kuat akhirnya saya malah membiarkannya selama 1 bulan. Bego banget deh pokoknya kalau dipikir-pikir lagi, hehehe.
Kasus banned masal Adsense minggu lalu juga bisa jadi contoh. Banyak yang langsung stress begitu akun mereka ditendang oleh Google. Apalagi yang selama ini merasa sudah bermain on-track alias berusaha tidak melanggar ketetapan Adsense sama sekali. Namun di balik itu, faktanya juga banyak yang tenang-tenang saja meski turut jadi korban PHK masal.
Apakah mereka itu semuanya punya akun Google Adsense cadangan? Tidak juga.
Apakah mereka itu semuanya sudah berpenghasilan banyak dari Google Adsense sebelumnya? Tidak juga.
Apakah mereka itu semuanya pada dasarnya orang kaya? Tidak juga.
Persamaannya hanya satu. Mereka semua itu sudah punya cadangan strategi untuk bisnis internet lainnya. Dan strategi cadangan ini bisa diaplikasikan karena mereka sudah punya modal terlebih dahulu. Seperti apa modalnya?
- Trafik yang berlimpah / berkualitas. Kunci dari monetisasi blog adalah trafik. Apapun program money maker-nya, asal trafiknya bagus, hasilnya pun ikut bagus. Sehingga, meski akun Adsense di-banned sekalipun, tetap saja akan ada uang yang mengalir masuk.
- Situs web yang berkualitas (orisinil, premium, unik). Memiliki situs yang berkualitas, baik dari sisi konten maupun desain, menggaransi kita untuk mendapat penghasilan di jangka panjang. Saat sudah tidak bisa di-monetisasi sekali pun, kita masih bisa menjualnya ke orang lain.
- Situs-situs web cadangan. Saya tidak tahu dengan ‘mastah-mastah’ lainnya, tetapi menurut saya, punya banyak situs bukan berarti semuanya harus dimonetisasi. Jika Anda penasaran, hanya 20% dari keseluruhan situs saya yang dimonetisasi. Keuntungannya, apabila suatu saat akun Google Adsense saya di-banned (atau akun program lainnya), saya bisa langsung mendaftar kembali dengan menggunakan situs cadangan saya lainnya
- Tidak bergantung pada satu program monetisasi saja. Yang ini sudah dibahas pada Coffee Break sebelumnya, ya
Lebih lanjut mengenai strategi cadangan ini bisa dibaca di artikel Exit Strategy yang pernah saya tulis 2 tahun lalu.
Sampai bertemu di artikel berikutnya

Ingin mendapatkan updet terbaru CosaAranda.Com lebih dahulu dari yang lain? Daftarkan saja diri Anda di feed CosaAranda.Com, atau follow @CosaAranda2010. Jangan lupa, kunjungi situs saya yang lain, PanduanDasar.Com, untuk tips, trik, dan tutorial seputar bisnis internet yang lebih advanced.
16 Responses to “Coffee Break: 27/11/11”
Leave a Reply
Topik yang berhubungan dengan artikel "Coffee Break: 27/11/11": . Semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi Anda sekalian :)
Mengesankan.. menurut saya pribadi, salah satu hal yang perlu dibenahi adalah mental. Ketika terpuruk sering kita menyerah bahkan mengkambinghitamkan.. Dimana seharusnya lebih bangkit dan mencoba koreksi ataupun membuat alternarif-alternatif cadangan.. hingga hal yang tidak kita inginkan terjadi (faktor x) kita sudah siap dengan alternatif lainnya.
ojo lali potong rambut cak…
sudah dong. itu kan foto taun kmrn
agan berarti belum pernah jakarta disinilah pusatnya macet dui indonesia.
di tunggu info selanjutnya gan.
kurang nyimak nih bacanya
Berarti agan belom pernah liat seminarnya om Cosa di Binus
wew, dah brp taun lalu tuh
itu situs yang down diatas disebut kayaknya fp yah

sssttt
mau comment apa ya ??
bingung hehe
yg pasti klo ngomongin soal bencana dan bisnis itu enggak ada habisnya
kalau di Kukar macet,ibu kota negara indonesia gak jadi dong pindah ke pulau kalimantan
kan pindahnya ke Palngkaraya mas, nda macet n bersih…
Kotaku cantik banget n rapi, makax sekelas PBB aja bermarkas dikotaku tahun 2015, ni rekor dunia lho tuk kotaku. he he…,
btw, kapan mas cosa kekotaku nih…
mas suka liburan kan…
Wah saya sudah lama tinggal di Samarinda denger Jembatan KUKAR ambruk jadi sedih juga, krn jembatan tsb bagus dilihat ketika malam hari. Seperti Golden Gate di Amrik. Kalau di Kalimantan terutama di Kaltim, kota Samarinda yang macet mas. Kayaknya mas Cosa waktu lewat Samarinda gak ke “kantung-kantung” macet sih
. Menurut prediksi saya waktu mas Cosa ke Tenggarong lewat daerah Air Putih yang langsung nembus ke wilayah jembatan Tenggarong tsb. 
Mungkin bisa diambil hikmahnya aja dengan kejadian ini.
wah thanks untuk infonya
wah sangat disayangkan jembatannya runtuh . .
mksh infonya